Betapa banyak solusi datang
Setelah keputusasaan
Dan betapa banyak kebahagian datang
Setelah kesengsaraan
Nikmati dan bersenang-senanglah
Karna setiap sesuatu akan ada akhirnya
Sebagaimana ia juga ada pada awalnya
Dr. A’idh Al-Qarni
Saya memandang ke kertas yang di tempel di dinding kamar. Untuk mengembalikan tenaga tertulis disana, 1. menyendiri, 2. refleksi diri, 3. melakukan perjalanan, dan 4. penjadwalan kembali. Supaya ada keteraturan alur berfikir, saya sengaja membuat ringkasan ‘Model manusia abad 21’ menjadi 2 lembar, saya upayakan terlihat setiap hari. Bagi pengelola pendidikan, kegiatan terberat adalah di bulan-bulan terakhir ini - menerima siswa dan mahasiswa baru dan mempersiapkan fasilitas belajar.
Mulai usia playgroup sampai mahasiswa. Sangat memerlukan kesabaran dan ketahanan fisik. Tapi profesi ini sangat saya cintai sampai ke sel-sel darah. Hanya mengelola, mendidik, mengajar dan belajar. Indah, bukan. Walaupun demikian tenaga dan pemikiran yang dikerahkan selama lebih 5 bulan perlu kembali dipulihkan dengan 4 hal di atas. Target-target yang dibuat dengan mind mapping metode Toni Buzan tahun lalu hanya 70% yang tercapai. Bagi saya keberhasilan bukan sekedar jumlah siswa yang membludak mendafar, tetapi lebih kepada keberhasilan memproses mereka dalam ‘pabrik’ lembaga yang kita dirikan.
Tetapi pada saat kita merasa berat dan memiliki target, ada saatnya kita perlu mengelola untuk ‘tidak merasa tertekan’ dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Saya tertarik dengan pemikiran A’idh Al-Qarni, dalam menyikapi suatu masalah atau keinginan yang tidak terpenuhi, dianggap sebagai tabiat dari kehidupan ‘Tidak ada yang bahagia selamanya dalam hidup ini.’ Setiap orang mempunyai jatah, baik berupa penderitaan, kesedihan, kebahagian, kesenangan. Dirinya tidak pernah merasa kaget atau bersedih dan dalam keadaan apapun dia tidak pernah merasa tertekan dan tersiksa.
Saya coba menghubungkan model manusia muslim abad 21 yang tertempel di dinding dengan pandangan Al-Qarni kemudian melihat “mind mapping” atau pemetaan yang saya buat dan target-target yang tercapai 70%. Semua proses menuju target itu memang harus kita jalani mengikuti tabiat kehidupan. Tidak semua berhasil. Ada tangisan disana. Ada tertawa. Ada terluka. Ada bahagia. Penuh warna seperti pelangi yang muncul setelah hujan menerpa sinar matahari.
Fariduddin Attar, seorang sufi dari Naisyaburi bertutur: Rendah hatilah dan tirulah sifat diamnya emas. Dengan sabar, melangkahlah di jalan itu. Nanti datang padamu buah kesabaran. Kunci emas yang akan membuka gerbang. Pikirkan Tuhan dengan sabar. Maka kaupun akan menemukan-Nya di hakikatmu. Wallahua’lam
Selasa, 03 Februari 2009
Tabiat dari Kehidupan
Posted by susi at Selasa, Februari 03, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar