Kita sering mendengar, setiap pribadi anak adalah unik. Walaupun berasal dari ayah dan ibu yang sama. Di sekolah swasta di kota besar, sudah mulai ditekankan untuk memperlakukan setiap anak secara individual. Howard Gardner sebagai penemu Multiple Intelligence (kecerdasan amjemuk), mengatakan 8 kecerdasan pada manusia adalah : bahasa *linguistic), matematika, visual/spasial, kinestetik, musical, intrapersonal, interpersonal dan intuisi.
Akan tetapi, kecerdasan tertentu lebih menonjol bagi 1 individu, dibanding yang lain. Misalnya seorang anak yang nilai matematika dan IPA nya baik, tetapi sulitbergaul. Atau seorang anak yang pandai berpidato, banyak teman tetapi nilai matematikanya biasa saja.
Orangtua perlu membaca informasi mengenai kecerdasan majemuk ini, sehingga tidak cepat member vonis bahwa anak kita bodoh karena nilai amtematikanya jelek dan juga dapat mendeteksi bakat anak sejak dini. Pada umur 9 tahun bakat anak sudah mulai dapat di deteksi kemudian diasah. Standarnya bisa kita lihat dari nilai rapor, pribadi keseharian dan konsultasi dengan guru di sekolahnya. Setelah kita mulai mengetahui kecenderungan anak, maka kita secara perlahan dapat mulai memperkenalkan beberapa profesi yang sesuai dengan kecerdasan dan pribadi anak. Siakp kita disini hanyalah mengarahkan dan memfasilitasi.
Sebagai contoh, jika anak memiliki pribadi yang supel, periang,a ktif berbagai organisasi sekolah, tertarik dengan berita dari luar negeri, mungkin kita bisa jelaskan profesi seorang diplomat. Latar belakang pendidikan biasanya Hubungan Internasional, tentu saja harus fasih berbahas ainggris. Bila kita fasilitasi dengan buku-buku biografi tokoh nasional dan internasional, juga informasi tentang Negara-negara di dunia dan budaya masyarakatnya. Begitu pula dengan bakat-bakat yang anak yang lain.
Orangtua konvensional biasanya tidak pernah terlibat dalam perkembangan anaknya. Bukan saja orang tua yang tidak berpendidikan, tetapi juga orang tua yang ada di kota besar dan berpendidikan baik tetapi tidak mau. Hal inilah yang membuat anak-anak memilih jurusan kuliah yang diambil pada saat mengisi formulir masuk ke Perguruan Tinggi. Jadi hanya 5 menit dia menentukan profesi masa depannya. Sehingga banyak terjadi ‘asal kuliah’. Anak yang berbakat jadi penulis tetapi kuliah di Akademi Keperawatan. Anak yang bakat jadi Arsitek kuliah di Fakultas Pertanian. Memang banyak yang harus diketahui dan dilakukan oleh orangtua agar anak-anak kita berprestasi optimal sesuai bakat yang diberikan Alllah kepadanya sehingga kelak ia dapat bermanfaat optimal bagi masyarakat sekitarnya. Semoga kita senantisa menjadi orangtua yang peduli
Jumat, 06 Februari 2009
MENDETEKSI BAKAT ANAK
Posted by susi at Jumat, Februari 06, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar