BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 03 Februari 2009

Kecerdasan Seni

Pernahkah anda melihat lukisan Monalisa karya Leonardo da vinci. Mungkin dari majalah atau televisi. Atau membaca puisi-pusi Iqbal, Kahlil Gibran, bahkan Taufiq Ismail. Kita selalu terpesona dengan kata-kata pada puisi yang mengajarkan kehidupan. Puisi membuat jiwa kita kaya. Ada keindahan yang tersirat, juga sarat dengan makna. Roger Sperry menemukan bahwa otak belahan kanan berurusan dengan berbagai kegiatan irama, kesadaran ruang, daya khayal, kesadaran holistik, melamun, warna dan dimensi. Sementara otak kiri lebih banyak berurusan dengan kata-kata, logika, angka, urutan, linieritas, analisis dan daftar.
Banyak orangtua yang mengasah jiwa seni anaknya dengan memasukkan anak les piano. Keindahan dalam suara piano, memang bisa membawa suatu inspirasi. Memberikan ide-ide sewaktu dalam kesendirian menikmati lantunan musik yang keluar dari jari-jari yang menari. Leonardo da vinci, seorang seniman dan ilmuan, bukan dari keluarga kaya, bahkan pendidikan formalnya juga sederhana. Beliau mengungkapkan salah satu kunci suksesnya adalah pelajari seni ilmu pengetahuan dan pelajarilah kesenian. Kemampuan kita mengoptimalkan menggunakan otak kiri dan otak kanan membuat kehidupan kita menjadi seimbang. Malahan kalau kita perhatikan, Jepang sangat bangga dengan adat istiadatnya. Pelajaran sastra Jepang dan seni budaya mereka dimasukkan dalam kurikulum. Kita juga bisa melihat mereka melatih keindahan dari seni melipat kertas origami yang erat kaitannya dengan ketelitian dan kerapihan. Sehingga souvenir yang sangat kecil sekalipun selau berada dalam kemasan yang sangat cantik dan rapi. Semakin tinggi kemakmuran seseorang memang membuat mereka lebih banyak memikirkan detail, bukan?
Kalau dengan kesenian bisa merangsang kreativitas, membuat jiwa tenang dan dapat mengistirahatkan otak kiri sesaat, lalu kenapa anak-anak kita tidak kita coba perkenalkan dengan seni sejak dini? Saya juga telah membaca buku ilmuwan Islam seperti Ismail Alfaruqi, Abdullah Nashih Ulwan dan Naquib Al-Attas. Dalam karya-karya mereka yang sangat banyak itu, selalu terdapat syair yang indah di dalamnya, bahkan mampu memberikan sentuhan estetika pada bangunan universitas yang didirikan. Karya-karya yang dilahirkan dari jiwa-jiwa yang kaya dengan seni membuat karya tersebut memiliki ruh yang kuat untuk mempengaruhi jiwa orang yang membacanya.
Anak-anak yang terbiasa mendengarkan puisi dan dilatih menulis puisi biasanya mempunyai jiwa yang lebih peka. Empati dan terbiasa mengungkapkan berbagai perasaan sedih, senang, kesal dan marah dalam bentuk puisi akan memperkaya pribadinya. Mungkin keindahan adalah bagian dari fitrah yang diberikan Allah karena Allah Maha Indah.Wallahu’alam.

0 comments: