BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 03 Februari 2009

MELIHAT DARI KACA MATA ORANG LAIN

Marie Curie, seorang ilmuwan wanita pernah bertutur bahwa ‘Tak ada yang perlu ditakutkan dalam hidup ini. Semua hanya perlu dipahami.’

Dengan berbekal berbagai teori kecerdasan emosi sekalipun, pada kenyataannya setiap terjadi konflik , kita sering memaksa orang lain untuk memahami diri kita sesuai dengan yang kita inginkan. Saya adalah parameter, standard kesempurnaan, kalau anda berbeda dengan saya berarti andalah yang salah. Dalam pembicaraanpun, hal yang paling sering kita katakan adalah “kalau saya…”
Pada kenyataannya, seluruh orang diluar diri kita memang berbeda cara berfikir, cara memandang suatu masalah, prinsip dsb. Lalu kapan dan bagaimana kita dapat memahami orang yang memang berbeda dengan kita? Ataukah memang mereka semua salah, lalu kita akan mengajak orang lain dan berusaha mempengaruhi agar mempunyai pendapat yang sama. Menempatkan diri pada posisi orang lain atau berempati adalah syarat mutlak dalam memahami orang lain.
Kadang kita memang perlu berada di posisi orangtua, mahasiswa, dosen, direktur, karyawan, atasan, cleaning service pada saat berkomunikasi dengan salah satu dari mereka. Dengan demikian kita tidak cepat menghakimi orang lain dengan cara berfikir yang sempit. Melihat satu masalah dari berbagai sudut pandang dan apa adanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendengar merupakan sarana komunikasi yang paling banyak digunakan. Namun, kebanyakan dari kita adalah pendengar yang buruk, tetapi kita masih mempunyai peluang untuk memperbaiki efektivitas mendengarkan.
Kita memang memerlukan orang lain untuk tetap berada pada jalur yang benar. Setiap orang secara fitrah tidak suka dikritik, karena menyangkut harga dirinya. Tetapi, sebagai manusia dewasa justru kita sedang bermain pada dua sisi. Dalam satuhal kita memang diharapkan saling mengingatkan dan terus menerus minta dievaluasi, tetapi pada sisi yang lain kita juga diharapkan mengkritik dengan cara yang benar dan isi kritik juga benar. Jadi ada saling menyeimbangkan. Seorang mahasiswa dengan nilai yang mempri-hatinkan lebih baik menanyakan ke dosen pembimbingnya ‘kiat-kiat belajar’ dari pada menyalahkan seluruh manusia di luar dirinya. Seluruh hal yang terjadi pada kita sepenuhnya adalah tanggung-jawab diri kita sendiri, bukan oranglain.
Semoga kita diberi kemampuan untuk memahami orang lain dan terus menerus melakukan perbaikan diri, life long learning.(ST)

0 comments: