Dulunya, hatiku dan Cinta
bekerjasama. Namun sedikit demi
sedikit, kini aku
mulai bisa mengingat.
Secara lahiriah, memang seakan
diriku telah melahirkan cinta. Namun cintalah
Yang sesungguhnya melahirkanku.
(Jalaluddin Rumi)
Sewaktu melakukan presentasi mengenai komunikasi dengan anak, saya memulai presentasi dengan memperlihatkan proses konsepsi pembuahan sewaktu sperma dan ovum atau sel telur bertemu dengan menggunakan multimedia. Sebagai pengingat dan menapak tilas lahirnya seorang anak. Kebetulan, visualisasi yang diambil menggunakan mikroskop elektron, sehingga terlihat bentuknya dengan rinci. Fase-fase kehidupan yang dimulai dari perpaduan sel ovum dan sperma itu mengakibatkan proses pembelahan sel terus menerus, tiga hari kemudian sel yang terus membelah tadi mencari positioning di dinding rahim dan berkembanglah embrio tadi menjadi calon bayi yang cantik. Walaupun berbahasa Inggris, tetapi visualisasi yang jelas membuat peserta terkesima. Terutama setelah diperlihatkan bagaimana seorang ibu pada saatnya mengeluarkan bayi tadi dengan penuh perjuangan dan simbahan darah. Bayi yang masih penuh lendir dan darah diclose up kamera, dan cukup membuat orang berdesis, “Subhanallah”.
Alam rahim dan poses lahir seperti hal yang biasa saja. Kalau sejenak kita menyaksikan bagaimana fase demi fase di alam rahim selama 40 minggu itu merupakan rangkaian yang sempurna dan indah, sebuah perangkat calon manusia yang sangat kompleks. Kalau komputer bisa dioperasionalkan jika telah dirakit, sementara otak manusia dioperasionalkan sambil terus dirakit. Fungsinya terus berkembang dan bertambah. Semakin banyak digunakan dan diberikan stimulus , maka kesempurnaan fungsi dan perkembangan otak akan semakin baik. Bisakah kita bayangkan seandainya ada perangkat mesin yang demikian sempurna akan berapa dihargakan oleh manusia.
Dalam penelitian, anak-anak ternyata belajar banyak dari pengalaman indrawi. Rumah, pantai hutan, kebun bunga, kebun binatang, museum, dan daerah petualangan adalah tempat merangsang indra mereka dengan suasana hati yang riang, tertawa lepas, berlari bebas. Dulu, kita berpikir bermain dan pendidikan adalah dua hal yang saling berlawanan. Dalam buku ‘Learning Through Play” karya Jean Marzollo dan Janice Lloyd mengungkapkan bahwa
Selasa, 03 Februari 2009
Cinta Melahirkanku
Posted by susi at Selasa, Februari 03, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar