BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 03 Februari 2009

M E N J A D I T U A

My dearest papa, (dari sebuah tulisan)
Menjadi tua adalah alamiah dan kepastian bagi setiap orang. Jadi, itu adalah ideNya. Menariknya adalah ide-Nya juga untuk menyempurnakan ciptaan-Nya. Jadi, proses menjadi tua sesungguhnya adalah sebuah proses penyempurnaan Ilahi.

Sayangnya, ide penyempurnaan ini seringkali tidak populer. Begitu banyak orang takut menjadi tua, karena seperti sama artinya dengan menjadi keriput, lemah, sakit-sakitan, dan terbungkuk letih oleh beban hidup. Begitu banyak juga orang muda yang kasihan kepada orang-orang yang telah beranjak tua, karena orang-orang tua seakan adalah orang-orang yang telah kehilangan kembali semua kekuatan dan kecemerlangan yang pernah diraihnya.

Padahal, jika semua itu adalah bagian dari penyempurnaan, ketuaan sesungguhnya indah. Muhammad Zuhri pernah membagi kearifan sufistiknya dengan berkata, bahwa menjadi tua itu sesungguhnya menjadi jiwa yang tidak lagi bisa dikagetkan oleh apapun kenyataan yang dihadirkan oleh Tuhan. Mau kaget dengan apa, sedangkan semua telah pernah dialami. Mau kaget dengan apa, sedangkan tenaga untuk terkesiap juga sudah tidak ada lagi. Semua kelemahan hanya memudahkan seorang tua untuk hanya bersandar kepada-Nya.

Menjadi tua adalah menjadi sederhana dari semua rasa memiliki semua, menuju kepada rasa dimiliki oleh-Nya. Menjadi tua juga tentu, menjadi ahli istirahat. Dan dengan menjadi ahli istirahat, iapun bisa menjadi tempat semua orang yang masih muda, yang bisanya baru berobsesi tinggi, untuk belajar mengistirahatkan, tidak saja fisiknya, tetapi juga fikiran dan jiwa dari kecemasan dan ketakutan yang tidak perlu. Menjadi tua adalah menjadi mulia, dengan menyederhanakan komplikasi dunia dalam benak dan kesadaran. Menjadi tua adalah mengenal diri di dalam-Nya, seperti di padang Arafah, ketika seorang haji menemukan gumaman tertinggi: ” Ya Allah, kini aku mengenal-Mu.” Indah bukan?

0 comments: