Perjalanan seorang muslim dimulai dengan persaksian Laa Ilaaha Illallah dan Muhammaddurrasulullah, yang disertai keikhlasan, kepahaman akan maknanya, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Dua persaksian (syahadatain) ini adalah pintu gerbang ke-muslim-an seseorang secara de jure. Tetapi , iman bukanlah masalah formalitas, lebih dari itu keimanan harus terbukti lewat prilaku keseharian. Allah Azza Wa Jalla menggambarkan tentang keimanan yang benar sebagai berikut :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujarat [49]:15)
Tentang masalah ini, Hasan Al BAshri pernah berkata :
Bukanlah keimanan itu angan-angan dan bukan pula perhiasan. Akan tetapi keimanan adalah sesuatu yang tertanam di hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Islam adalah Dien yang syamil (menyeluruh), yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Oleh karenanya, perjalanan seseorang dalam Islam, tidak hanya berhenti dengan ikrar syahadatain saja. Bahkan tidak cukup hanya dengan melakukan shalat, shaum, zakat dan haji, karena itu semua baru pondasinya. Ada bangunan sitematik yang mesti dtegakkan pula, serta ada bagain penguat (al mu’ayyadah) yang tidak bisa ditinggalkan.
Demikian Islam mengatur kehidupan ini, dari masalah ibadah khusus maupun ibadah dalam pengertian umum. Diantara ibadah mah-dhah shalat merupakan tiang Dien (imadudin), dan merupakan ibadah pertama yang dipertanyakan Allah di yamul hisab nanti, Perilaku muslim juga mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar dalam ajaran Islam, dalam bentuk akhlaq al karimah.
Rabu, 24 Februari 2010
Posted by susi at Rabu, Februari 24, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar