BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 24 Februari 2010

Landasan Sebuah Pemikiran

Perjalanan seorang muslim dimulai dengan persaksian Laa Ilaaha Illallah dan Muhammaddurrasulullah, yang disertai keikhlasan, kepahaman akan maknanya, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Dua persaksian (syahadatain) ini adalah pintu gerbang ke-muslim-an seseorang secara de jure. Tetapi , iman bukanlah masalah formalitas, lebih dari itu keimanan harus terbukti lewat prilaku keseharian. Allah Azza Wa Jalla menggambarkan tentang keimanan yang benar sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujarat [49]:15)

Tentang masalah ini, Hasan Al BAshri pernah berkata :
Bukanlah keimanan itu angan-angan dan bukan pula perhiasan. Akan tetapi keimanan adalah sesuatu yang tertanam di hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

Islam adalah Dien yang syamil (menyeluruh), yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Oleh karenanya, perjalanan seseorang dalam Islam, tidak hanya berhenti dengan ikrar syahadatain saja. Bahkan tidak cukup hanya dengan melakukan shalat, shaum, zakat dan haji, karena itu semua baru pondasinya. Ada bangunan sitematik yang mesti dtegakkan pula, serta ada bagain penguat (al mu’ayyadah) yang tidak bisa ditinggalkan.

Demikian Islam mengatur kehidupan ini, dari masalah ibadah khusus maupun ibadah dalam pengertian umum. Diantara ibadah mah-dhah shalat merupakan tiang Dien (imadudin), dan merupakan ibadah pertama yang dipertanyakan Allah di yamul hisab nanti, Perilaku muslim juga mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar dalam ajaran Islam, dalam bentuk akhlaq al karimah.

Perjalanan seorang muslim dimulai dengan persaksian Laa Ilaaha Illallah dan Muhammaddurrasulullah, yang disertai keikhlasan, kepahaman akan maknanya, dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Dua persaksian (syahadatain) ini adalah pintu gerbang ke-muslim-an seseorang secara de jure. Tetapi , iman bukanlah masalah formalitas, lebih dari itu keimanan harus terbukti lewat prilaku keseharian. Allah Azza Wa Jalla menggambarkan tentang keimanan yang benar sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS. Al Hujarat [49]:15)

Tentang masalah ini, Hasan Al BAshri pernah berkata :
Bukanlah keimanan itu angan-angan dan bukan pula perhiasan. Akan tetapi keimanan adalah sesuatu yang tertanam di hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

Islam adalah Dien yang syamil (menyeluruh), yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Oleh karenanya, perjalanan seseorang dalam Islam, tidak hanya berhenti dengan ikrar syahadatain saja. Bahkan tidak cukup hanya dengan melakukan shalat, shaum, zakat dan haji, karena itu semua baru pondasinya. Ada bangunan sitematik yang mesti dtegakkan pula, serta ada bagain penguat (al mu’ayyadah) yang tidak bisa ditinggalkan.

Demikian Islam mengatur kehidupan ini, dari masalah ibadah khusus maupun ibadah dalam pengertian umum. Diantara ibadah mah-dhah shalat merupakan tiang Dien (imadudin), dan merupakan ibadah pertama yang dipertanyakan Allah di yamul hisab nanti, Perilaku muslim juga mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar dalam ajaran Islam, dalam bentuk akhlaq al karimah.

Senin, 15 Februari 2010

sulitnya mau konsekwen ya

Tahun 2010 ini, aku dan teman-teman kerja buat program unik. Bagaimana mau janji-janji di awal tahun agar konsekwen. Berat memang. Tapi dicoba saja. Pertama, kita buat program Desember nanti apa saja yang mau dicapai. Kita bagi 4 ; Kerjaan kantor, kerjaan di luar kantor (kalau ada), Keluarga, Pribadi. Seperti biasa, kebiasaan analisa SWOT dicoba saja. Pencapaian yg realistis. pertama, kita sepakat aja dulu tujuan kita sama apa nggak, supaya tidak banyak muluk-muluk, kita ambil saja tujuan yg sdh dibuat salah satu tokoh yg kebetulan kita sama-sama respect dan setuju dengan pemikirannya.Supaya teratur kita buat ke dalam satu clear holder begini:
1. Lembar pertama ;Visi,Tujuan, Motto
2. lembar ke dua ; Yang mau dicapai desember 2010; kerjaan kantor, kerjaan di luar kantor, keluarga, pribadi berikut langkah-langkah realistis pencapaiannya
3. lanjut ;Uraian tugas semua 4 tanggungjawab di atas
4. Halaman selanjutnya ; Terus di breakdown, bulan demi bulan kemudian minggu demi minggu
5. Kalau sudah mencapai kita rayakan , misalnya traktir teman-teman makan mpekmpek atau sedekah ke anak yatim apalah gitu yang bikin dia dan kita senang :)
6. Evaluasi bulanan, kenapa sampai belum tercapai kalau tenggatwaktu sdh lewat...karena malas atau faktor lain di luar kemampuan
7. Saya tidak tau ini efektif atau tidak, tapi kita mau coba saja....yg terbaik
8.Tulisan di clear holder dibuat selucu mungkin, warna warni agar bersemangat...
9. Nah, karena masih proses, saya juga tidak tau efektif tidaknya' yg jelas tahun2 kemaren kita tidak bareng mau mencapai sesuatu, jadi tekad kurang kuat, sekarang karena ada 15 orang, kita coba aja, why not?
10. Tahun lalu kita sdh coba hafalkan surat Al Mulk misalnya , lamaaa sekali baru hafal (setahun lebih), setelah kita tulis tulis begini, alhamdulullah sebulan lebih dikit bisa hafal
11.Juga target buat buku, lama-lama di Bab 1 dan 2, nggak maju-maju, alasannya macam-macam, tapi lama-lama diperketat deadline, akhirnya selesai juga
12. Juga waktu buat produk baru di lembaga preschool, ternyata juga begitu, ada progress, juga membuat cabang salah satu kantor...harus disiplin dan sabar gaul sama tukang dan bahan bangunan, nikmati saja...
13. Intinya, tulis yg dikerjakan, kerjakan yg ditulis, dan kalau bareng, jauuuh lebih efisien dan semangatnya lebih terpelihara
14. yang penting mau berbagi dgn teman kalau ketemu masalah, juga kalau ada ide bagus dikasi, kita ketemuannya seminggu sekali rutin setelah pengajian bareng 1,5 jam
15.Kita bertekad untuk hari ini lebih baik dan dicoba terus untuk SABAR mencapai target2 yg sdh kita buat sendiri.
16. Berdo'a yg penting
14. Semoga bermanfaat ya!!!!

Assalamualaykum Ayah Ibu yang dirakhmati Allah 
Alhamdulillah …………. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad s.a.w
Kita, adalah orang-orang yang Allah telah pilih menjadi ‘si pembentuk kebiasaan dan si pengembang potensi manusia lainnya’, manusia disini bermaksud …… tentu saja buah hati, darah daging ayah dan ibu.

Kesempatan emas dari waktu yang dilalui bersama kecil adalah butiran- butiran waktu yang sangat indah, namun tak akan kembali lagi, sampai kapanpun. Kita bagaikan memahat sebuah jiwa, ruh, hati dan akal dengan bantuan ILAHI.

Hasil pahatan, monumen karya, masterpiece itu akan dipersembahkan pada Sang Maha Kekasih sebagai karya tak ternilai di Padang Mahsyar kelak………

Tips meningkatkan keterampilan berfikir anak :
1. AJUKAN BERTANYAAN BERYJUNG KETIKA MEMBACAKAN CERITA KEPADA ANAK (DIMULAI DENGAN APA, KENAPA, BAGAIMANA)
2. BANTU ANAK UNTUK MENEMUKAN POIN PALING PENTING DALAM APA YANG MEREKA BACA, LIHAT ATAU DENGAR
3. MINTA ANAK UNTUK MEMBANDINGKAN INFORMASI BARU DNEGAN YANG TELAH MEREKA KETAHUI. (Mengidentifikasikan keumuman dan perbedaan dapat membantu anak mengorganisir informasi yang membantu mereka berfikir dan mengingat)
4. Dorong anak untuk menulis. Menuangkan pikiran ke dalam kertas untuk mengorganisir pemikiran mereka
5. Ketika menulis puisi atau menggambar, dorong anak untuk menghasilkan versi pertama dan kemudian haluskan atau revisi. (Marzanon dan Hutchin 1987: Maxwel 1987)

Semoga Allah memeberi kemudahan ……… tak bosan mengingatkan anak-anak shalat di awal hidup ……. SELAMAT BERKARYA AYAH DAN IBU 

SMARt Parents, Smart Child ……… Salam hangat .. – Susiana Tabrani

Rabu, 03 Februari 2010

cinta ilmu, cinta sains…cinta AIIAH

Ibu dan Ayah siswa/i Taman Kanak-Kanak dan SD Pekanbaru yang dirakhmati Allah SWT,
Bismillahirrahmaanirrahiim…………….. 
Sains adalah kehidupan. Kehidupan adalah sains. Anak-anak balita yang bagai spons. Anak usia Sekolah Dasar yang suka eksplorasi. Kecintaan pada ilmu adalah sesuatu yang dibangun bukan ‘dijadikan’. Sains menjadi salah satu kegiatan asyik yang membantu orang tua membangun karakter ‘ingin tahu mengapa dan bagaimana’. Menjelajah ilmu dengan analisa yang baik. Ini bekal mereka menjalani kehidupan sebagai pemimpin, khalifah fil ardh kelak.
‘Kenapa mandi pakai sabun, sayang?’ Tanya ibu pada Nia yang berusia 5 tahun sambil menyisirkan rambut si kecil. “Mmmm, supaya wangi dan bersih?” Jawab Nia ragu.
“Pinter…” kata Ibu, kemudian mengajak Nia makan goreng pisang yang masih hangat yang ada di meja. Tak lama setelah itu mereka mencuci tangan tanpa sabun. “Gimana sayang, bisa hilang nggak minyaknya?..” Tanya ibu. “Masih ada Bu” kata Nia sambil melihat tangannnya. “Sekarang pakai sabun yuk…” kata ibu sambil menuangkan sabun cuci tangan ke tangan Nia. “Asyik.. udah nggak berminyak lagi “mata Nia berbinar. “Jadi kalau tangan berminyak, bisa hilang pakai sabun… “kata Nia sambil main-main dengan sabun dan air di westafel. Ibu tersenyum karena Nia menyimpulkan sendiri. “Nah… Nia udah tau sekarang kan? Makanya kita mandi dua kali sehari karena kulit kita menghasilkan minyak bercampur debu di udara “ibu menjelaskan. “Kalau Nia mandi pakai apa sayang?... Tanya ibu. “Sabun…” jawab Nia. Karena sabun…” ibu sengaja tak menyelesaikan kalimatnya. “Bisa menghilangkan minyak…” sambung Nia dengan suara keras. Ibu tersenyum senang dan memeluk Nia dengan gemas. “Bu, bikinkan air sabun ya, Nia mau main gelembung sabun…”. “Oke dech, yuk main gelembung sabun”, kata ibu.
Simpelkan sains? Bermain, bercanda, tapi pembicaraan sabun dapat menghilangkan minyak akan menjadi pengalaman luar biasa bagi Nia. Begitulah seterusnya. Ibu & Ayah dengan sederhana bisa menjelaskan kenapa telepon bisa berbicara jarak jauh, kenapa vacum cleaner bisa menghisap debu karpet, kenapa minyak dijadikan untuk menggoreng makanan, kenapa air kalau mendidih ada gelembung. Bahkan, di dapur sekalipun, ketika masak bersama, banyak sekali yang bisa dijadikan pengalaman seru sains. Ibu & Ayah hanya membaca satu dua halaman dari buku sains anak, dan menjelaskan secara sederhana pula sesuai usia anak. Tanpa menekankan pada belajar, tapi menekankan pada bermain. Sesuai fitrah mereka namun tetap menumbuhkan kemampuan analisa si kecil.
Yuk tumbuh bersama si kecil….cinta ilmu, cinta sains…cinta AIIAH
Salam hangat  ‘Smart Parents, Smart Child’ (Susiana Tabrani - Ketua Yayasan Bintang Cendekia)