Pada tanggal 21 September 2009, perjalanan tahun ini diputuskan untuk menyaksikan kemajuan Dubai dan melihat kekuasaan Konstantinopel bagian Anatolia di republik Turki. Kenapa memilih Konstantin? Dari dulu, aku sudah penasaran dengan kawasan ini. Pertama kekuasaan Romawi yang demikian perkasa bisa takluk. Kedua, disini berakhirnya khalifah terakhir dalam Islam Khalifah Ustmani. Yang terakhir, karena suasana Eropa ditemukan disini tetapi dengan mayoritas penduduk (98%) beragam Islam.
Awal perjalanan memang dimulai ke Dubai. Kota ini jadi menarik,karena pertumbuhannya yang sangat pesat. Dua tahun lalu, sewaktu ke Beijing, aku menyaksikan kota yg demikian besar dengan SDM yang sangat suka bekerjakeras. Apalagi negara Cina yg terbiasa dengan sistem komunis penduduknya terbiasa ulet, tahan banting dan sangat ketat dengan aturan.Yang menarik, semaju-majunya mereka tetap dengan filosopi hidup sederhana. Kembali ke Dubai, kota yang menggeliat menunjukkan jati diri dan berusaha menjadi negara yang 'paling' dalam segala hal. Mungkin bukan bermaksud 'overacting'.Tapi menunjukkan kebanggaan tersendiri untuk menjadi airport terbesar, termewah, maskapai terbaik, bangunan tertinggi, hotel termahal. Serba ingin yang terbaik. Kalau Dubai, jelas kekayaan yang 'given', kaya dari Allah dengan minyak sebagai sumber utama penghasilan negara. Tapi ngomomg-ngomong, negara kita juga sangat kaya, hanya tak termanage. Nah Dubai kaya dan termanage. Jadilah kota yang seakan-akan disulap dari padang pasir yang tandus dalam waktu yang relatif singkat. menarik bukan ?Menyaksikan Beijing dan Dubai...Jelas ada perbedaan. Kesamaannya mereka termanage. Ada perencanaan.
jangan komentari Jakarta, tetapi kalau melintas ke Dubai, Beijing dan Jakarta, anda bisa buat kesimpulan bagaimana. Sebenarnya, saya hanya ingin belajar. Banyak yang bisa dilakukan manusia. Semuanya menjadi mungkin untuk dilakukan.Tetapi saya perlukan wawasan bertumbuh, wawasan berkembang, wawasan bahwa semuanya mungkin untuk dilakukan.
Kembali ke Dubai, untuk belajar bertumbuh, untunglah dalam paket perjalanan terdapat kunjungan ke museum of Dubai. Berarti saya bisa melihat step by step dubai bertumbuh, menjadi negara seperti sekarang ini. Mulai kehidupan arab tradisional, dengan patung lilin tentu saja. Sampai proyek mercusuar saat ini. Ajaib dan mungkin.
Dengan keterangan dari tour leader lokal, yang asli Arab dan bahasa Inggris dengan huruf 'R' yg sangat jelas, membuat saya tersenyum sendiri. Saya suka bahasa Inggris dengan 'R' yang jelas. Terkesan beda. Kemudian, dia juga berusaha menjelaskan bahwa di negara semaju itu ada batasan-batasan kasino untuk muslim, juga nightclub yang hanya ada di hotel. Pelaksanaannya saya tidak tahu, tapi batasan itu yang menyamankan, sehingga ada aturan syariah walau tidak diberlakukan untuk ekspatriat. Kalau negara kita kan tancap gas untuk segala jenis kehidupan malam, bukan?bahkan remaja muda pun alias ABG bisa masuk. walah..walah..
Hari kedua, kami diperbolehkan ikut melintas gurun dengan Land Cruiser dengan 4 WD, ban anti selip. Saya juga nggak begitu paham tadinya, mau ngapain aja. Ternyata, disupiri orang bersorban, dia tancap gas melintas gurun pasir yang berbukit dengan kecepatan tinggi. serunya, dia tidak peduli teriakan penumpang, malah terkekeh-kekeh. Seperti naik roller coaster. Miring, menanjak, menurun curam, sampai akhirnya bertemu dengan matahari yang hampir tenggelam. subhanallah, menyaksikan sunset ditengah gurun. Indah, spektakuler. ternyata setelah matahari tenggelam, acara ngebut-ngebutan di padang pasir dilanjutkan, mau kemana lagi nih...sampailah kami di Caravan Seray. Waktu turun mobil, aku melangkah dengan pede...tapi ooopss, sepatu dan kaki tenggelam dalam pasir, tidak bisa melangkah kecuali dengan usaha yg cukup keras.Menikmati perkemahan ala orang Arab di tengah gurun pasir. Ada tendanya, menu arab yang serba barbeque, duduk di bawah dengan meja rendah dan ada hena gratis.Setelah kenyang, ditutup dengan minum teh, bagi yang suka silahkan nonton tarian tradisional Arab..tapi untuk yg ini I'm not recommend, hafalan al Qur'an bisa hilang, auratnya kemana-mana. Kalau bule sih pada sukaaaaa. suamiku baring aja. Baru seminggu selesai I'tikaf, masa jahiliah lagi.jaga pandangannnn lah ya.
keesokan harinya, siap-siap menuju Istanbul, 5 jam dari Dubai, menggunakan Emirates. Besok kita lanjutkan lagi bicara day by day di Istanbul and Anatolia, O'K?
Senin, 05 Oktober 2009
perjalananku
Posted by susi at Senin, Oktober 05, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar