Perjalanan kembali dilanjutkan...pesawat Emirate terbang selama 5 jam menuju Istanbul. Karena di siang hari, asyik juga menikmati pemandangan ke luar yang nyaris tak berawan. Satu jam sebelum mendarat, malahan bisa melihat ke bawah seperti padang pasir yang luas. Mungkin karena Ramadhan baru berlalu, suasana hati masih sangat sensitif. Terutama waktu baca Qur'an. Allah terasa dekat dan aku terasa lemah dan tak berdaya. Tapi waktu itu hati full cinta pada sang Khalik, ntah kenapa. Mendarat di Istanbul, hari mulai gelap. Keadaan airport tidak semewah Airport di Dubai. Suasana Eropa terasa. Antri cukup panjang dan berbagai suku bangsa. Mungkin niat Turki menjadi pusat budaya Eropa pada tahun 2010 dan gencar mempromosikan diri membuat semakin banyak turis berdatangan. Analisa ku juga karena wabah virus H1N1, kebanyakan turis mendatangi negara-negara bebas babi (mungkin).
Kali ini tour leader lokal bernama Hakan, ramah, mirip bule dan muslim, bahasa Inggrisnya kalau aku kasi nilai 10, mudah dimengerti dan grammar yang baik tanpa slang turki sedikitpun, fluently bin fasih. Selalu bermasalah dengan tinggi badannya yang 189 cm, kepalanya mendarat di atap bus. Jadi agak ribet. Malamnya get rest, anak-anak juga harus kumpulkan tenaga untuk perjalanan besok yang aku rindu-rindukan, melihat kemenangan Muhammad AlFatih, sang penakluk alias Raja Murad II alias Sultan Mehmed kata orang Turki.
Cerita sedikit tentang Istanbul ya, dulunya ibukota Roma, juga di zaman Bizantium dan kerajaan Ottoman.Karena banyak sejarah, pemandangan yang sangat oke, dan pusat budaya jadi kota ini sangat menarik. Istambul bagaikan museum terbuka dengan panjang 33 km memisahkan benua Eropa dan Asia. kota ini menjadi ibukota Roma pada tahun 330 dan dinamakan Konstantinopel, kemudian Roma dibagi dua, Roma Timur dan Roma Barat. Sehingga menjadi kerajaan Romawi Timur. Akhirnya Bizantium ditaklukkan Ottoman pada tahun 1453, jadilah Istambul ibu kota kerajaan Ottoman.Beberapa situs sejarah bekas peninggalan Roma tetap diabadikan seperti ba3 batu obeliks......nanti aku lanjutkan
Udara cerah dan segar,hmmh...tapi tetap dingin. Menu sarapan, asli gaya western tapi ada menu turki. Lumayan, dengan pemandangan ke arah laut Marmara.
Kunjungan awal, ke TopKapi Palace, istana Muhammad Al Fatih dan kantor pusat pemerintahan. Dibangun tahun 1472-1478, seluas 700.000 meter persegi. Ada beberapa lapis pintu gerbang, setiap pintu gerbang bertuliskan syahadat atau basmallah dan ada kata hasbunallahwani'mal wakil. Pohon yang rindang dan luas, rapi. Halaman ini juga digunakan raja untuk mengumumkan hal-hal penting pada prajuritnya. Saat ini menjadi museum. Ada pedang Rasulullah dan sahabat disini. Bahkan ada janggut, gigi Rasulullah yang disimpan di dalam satu berkas. Ada lagi museum mahkota, berlian dan peralatan kerajaan. Sangat luas. Di belakang kompleks Topkapi ini langsung berbatasan dengan laut, yang spektakuler indahnya. Bedalah suasana hati, setelah melihat pedang Khalid bin Walid r.a, Umar bin Khatab r.a, Ustman bin Affan r.a, Ali bin Abi Thalib r.a, di dalam museum juga ada yang baca qur'an yang memenuhi suara di museum yang tadinya aku fikir dari CD.
Kamis, 22 Oktober 2009
perjalanan di Istambul 24 september 2009
Posted by susi at Kamis, Oktober 22, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar