Perbedaan antara apa yang kita lakukan dan apa yang sebenarnya mampu kita lakukan akan sanggup untuk memecahkan sebagian besar masalah dunia ini. (Mahathma Gandhi)
Kepala Sekolah salah satu Playgroup menanyakan, pelatihan apa yang terpenting untuk seorang guru pada minggu pertama ia bekerja? Saya katakan, coba disusun bersama guru senior, beberapa hari lagi kita bahas. Yang disusun kepala sekolah dan guru senior meliputi adab guru, psikologi perkembangan anak 2-6 tahun, manajemen kelas dan beberapa hal lain. Kemudian, kami berdiskusi, apa masalah dengan karakter kebanyakan orang Indonesia yang sulit berubah? Akhir diskusi menyimpulkan, masalah terbesar adalah kesulitan untuk berubah, malas menganalisa diri dan lingkungan, dan malas membaca.
Jadi, mari kita ajak calon guru untuk memahami bahwa hal yang termahal di dalam dirinya adalah memahami diri sendiri, kemudian menemukan potensi diri yang pasti besar dan membuatnya mau tumbuh dan terus belajar. Ketiga hal ini akan menjadi pelatihan dasar yang kelak akan menggiring pada siapa dan apa tujuan ia diciptakan. Kemudian saya mengajak guru-guru untuk membuat pelatihan dasar dua, yaitu kreatifitas, micro teaching, akhlak pada anak, guru, teman sekerja, atasan dan masyarakat, learning how to learn yang merupakan buah dari pelatihan dasar. Pelatihan lanjutan berikutnya tinggal mengasah kemampuan kompetensi pendekatan dan membangun karakter pada anak. Kuncinya ada pada pelatihan dasar.
Masalah inti, waktu memulai bekerja, berumahtangga, membuka usaha, sering sumberdaya manusia, bahkan diri sendiri, tak pernah serius menyelam di wilayah ‘understandingself’. Tidak dapat menentukan apa kelemahan saya yang harus diperbaiki dan apa potensi yang harus dieksplorasi maksimal. Selalu tidak terbiasa dengan hal berdialog dengan diri sendiri. Bagaimana mau berhasil, atau menciptakan karya-karya dan kemampuan menciptakan financial jika terjebak dalam hal-hal tidak efektif. Sehingga kemampuan kita yang mampu memecah gunung, hanya dipakai untuk memecah kerikil kecil. Pemubaziran potensi, bukan?
Rabu, 09 Desember 2009
Menyelami diri
Posted by susi at Rabu, Desember 09, 2009 0 comments
Mengubah Sahara Menjadi Padang Tanaman
Kau menciptakan malam dan aku yang membuat pelita
Kau menciptakan tanah dan aku yang membuat piala
Aku menciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara
Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman
Akulah yang telah mengubah batu menjadi cermin
Akulah yang telah mengubah racun menjadi obat (Iqbal)
Episode hidup tak pernah mampu bisa diduga. Kejadian hari ini bagai mimpi pada 20 tahun yang lalu. Ada episode yang menggembirakan. Ada yang menyedihkan. Baru beberapa bulan yang lalu menikmati indahnya pantai Padang dan pemandangan pegunungan di sepanjang perjalanan. Tak sampai 5 menit, kota telah luluh lantak oleh kejadian gempa. Tiga tahun lalu, teman seangkatan kuliah dikedokteran, pergi berlibur ke Batam bersama suami beberapa hari. Tiba-tiba suami nya yang juga seorang dokter, mendapat serangan jantung dan meninggal dunia. Pada acara Kick Andy minggu lalu, seorang ilmuwan di bidang kedokteran, mengatakan dirinya tak pernah menyangka akan berada di prestasi saat ini. Menjadi penemu yang disegani, yang bahkan penelitiannya di biayai pemerintah Amerika Serikat, tak kurang dari 5 juta dolar. Bagaimana mungkin seorang anak janda yang hanya berpendidikan sekolah dasar kelas dua yang tinggal di daerah kecil di Indonesia, menjadi peneliti kelas dunia.
Apa yang dapat dilakukan seorang manusia yang dikaruniai akal, fikiran dan jiwa untuk mengalihkan hal tak terduga. Musibah menjadi karunia. Dan karunia tak menyombongkan dirinya. Kreatifitas yang dianugerahkan sang Maha Kreatif akan selalu memaksa antibody untuk bekerja, merubah batu menjadi cermin dan mengubah racun menjadi obat.
Apa yang dapat kita lakukan agar hal tak terduga, sudah sejak awal memang kita duga, walau hanya 20 % kemungkina terjadi. Misalnya, mau naik pesawat atau bepergian ada kemungkinan jatuh, kecelakaan. Mau memulai usaha ada kemungkinan tidak berhasil. Atau sebaliknya, pada saat kita pesimis suami atau istri sulit berubah perangai buruknya, tapi yakin bahwa suatu hari akibat doa dan lingkar pengaruh yang baik terus menerus. Insya Allah dia akan berubah. Selalu bermain antara harapan, optimis, dengan kejadian yang tak diinginkan. Selalu terjadi keseimbangan jiwa, akal, ruh dan logika. Bagaimana pun maksimalnya telah dipersiapkan. Masih ingat kejadian kapal Titanic? Semacam itulah episodenya, kadang berakhir buruk, kadang berakhir baik sekuat apapun kita berusaha. Yang jelas Sang maha Pencipta sedang menyaksikan kemampuan kita bertahan, menciptakan pelita di tengahnya malam. Menciptakan taman-taman ditengah gurun sahara.
Posted by susi at Rabu, Desember 09, 2009 0 comments
Rabu, 02 Desember 2009
Selasa, 01 Desember 2009
COMMUNITY SERVICE / CDTC
Universitas Abdurrab melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, penyuluhan kesehatan, psikotes minat dan bakat gratis di SMU kabupaten provinsi Riau
Posted by susi at Selasa, Desember 01, 2009 0 comments