BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 12 Juli 2009

mau kalah atau menang

apa sih enaknya membaca?
dulu...sewaktu masih SD,SMP,SMA
Ya...
aku memang harus membaca
pernahkah terfikir olehmu
aku menjadikan buku sebagai ibu?
pernahkah kau tau bahwa buku adalah satu-satunya pelipur lara?
buku bagiku teman berbicara
teman ku melakukan perjalanan panjang
teman yang menghibur diriku terus menerus
sungguh, waktu itu buku menjadi begitu bermakna
saat semua orang tak ada memberi makna apapun kecuali masalah

saat ini, aku ingin mencari energi
saat aku diuji
saat niat baikku malah diragukan
saat aku dicurigai atas apa yang tidak aku lakukan
lalu Allah menunggu
bukankah engkau merasa beriman?
bukankah engkau rela mati untuk membela agama ini?
bukankah engkau bertekad hidup mulia atau mati sebagai syuhada?
lalu apa yang engkau lakukan jika Aku mengujimu dengan peristiwa-peristiwa yang membuatmu terheran-heran...
kesalkah engkau jika Aku putuskan tidak memberimu seorang ibu
kesalkah engkau memiliki orangtua yang tak seperti orangtua?
kesalkah engkau , bagai bermain lego engkau rapikan semuanya kemudian diruntuhkan dengan kasar dan tak berperasaan?
Aku menunggu reaksimu...
Aku menunggu...kearifanmu
Aku menunggu, apakah akan engkau langgar syariat ini atau kau taati setelah peristiwa-peristiwa ini
Aku menunggu
Aku menyaksikan setiap gerak hati dan tindakanmu

Bukankah surga itu mahal?
Bukankah surga itu memerlukan hati-hati perkasa
Bukankah surga itu hanya ditempati orang yang menetapkan hatinya pada Allah
yang memelihara, mengatur dan melindungi?
Hati yang siap menghadang prahara
Hati yang rela mengorbankan jiwa, raga, hartanya sekaligus
Untuk terus naik menuju maqam yang naik, naik dan membuka hijab dengan Allah sehelai demi sehelai dengan seluruh kebaikan-kebaikan dan menundukkan keinginannya
sampai bisa memenuhi keinginannya sesuai dengan keinginan Allah
menikmati proses itu dengan dahaga akan kasihsayang Allah

Jadi kalaulah masih keadaan
Sakit, muak, jengah, kesal, lelah,
semua itu peristiwa kecil tak bermakna...
hanya kerikil. debu...

komitmen kita pada hati
segala sesuatu diluar dirinya akan datang dan pergi, tidak berharga
baginya yang berharga hanyalah wajah Tuhan yang maha mulia
meskipun hatinya berbolak balik, hatinya tetap dalam keesaan Allah SWT.

Kalau diibaratkan pisau,
saat ini tanpa ada jeda, hati ini sedang diasah
semakin tajam, semakin perkasa, semakin kokoh, semakin tangguh
aku tidak akan menyerah ya Allah, tidak akan
walau jalan ini terjal dan berliku
walau tabiat dakwah ini merontokkan tenaga dan energi
tetapi tidak akan ada kata aku akan melanggar syariatMu
Tidak akan
Tidak akan

Aku yakin dengan janji Engkau, tidak akan bisa seisi dunia ini memberikan mudharat kalau Engkau tidak izinkan
Tidak akan seisi dunia ini memberikan kemuliaan atau hinaan tanpa seizin Engkau

Bukankah perjalananku sejak beberapa tahun semakin jauh dan panjang
Aku akan naik terus ke maqam yang bertingkat
sampai seluruh hawa nafsu akan tunduk dengan tegas
pilihanku sudah jelas
hidup mulia, atau mati sebagai syuhada
Ya Allah, ridhai aku...amin